Kamis, 28 April 2011

materi kuliah perawat

SINDROM SETEVEN JOHNSON


A.    Pengertian :

Sindrom Seteven Johnson adalah kelainan kulit berupa eritema , vesikel / bula , dapat  disertai purpura yang mengenai kulit , selaput lendir yang orifisium dan mata dengan keadaan umum bervariasi dari baik sampai buruk.

B.     Penyebab 

Penyebab pasti blm diketahui dengan pasti, namun beberapa faktor yang dapat menyebabkan sindrom ini adalah:
1.      Alergi obat sistemik
2.      Infeksi mikr oorganisme
3.      Neoplasma dan faktor indokrin
4.      Faktor fisik
5.      makanan

C.    Manifestasi Klinis

Keadaan umum bervariasi dari ringan sampai berat. Pada yang berat kesadaran menurun penderita dapat sampai mengalami koma. Mulai paenyakit akut dapat disertai gejela prodromal berupa demam tinggi malaise, nyeri kepala, batuk, pilek, dan nyeri tenggorokan.
Pada sindrom ini terlihat adanya trias kelainan berupa:
1.      Kelainan kulit berupa:
Eritema, vesikel, bula. Vesikel dan bula dapat pecah sehingga terjadi erosi yang luas, dan dapat juga terjadi purpura.
2.      Kelainan selaput lender
Kelainan selaput kendir yang tersering adalah pada mukosa mulut(100%), pada alat genital (50%), di lubang hidung(8%) dan di anus(4%).
Kelainan berupa vesikel dan bula yang cepat memecah sehingga menyebabkan erosi, ekskoriasi dan krusta kehitaman. Di bibir kelainan yang sering tampakn ialah krustayang berwarna hitam yang tebal.
3.      Kelainan mata
4.      Kelainan mata(80%) merupakan kelainan yang tersering yang dberupa konjungtivitis kataralis, selain itu juga dapat berupa konjungtifitis puluren, perdarahan, ulkus kornea, iritis dan iridosiklitis
D.    Patofisiologi

Patogenesisnya belum jelas, di duga penyebabnya adalah reaksi hipersensitif tipe III dan IV. Reaksi hipersensitif tipe III terjadi akibat terbentuknya komplek antigen antibody yang membentuk mikro presitipasi sehingga terjadi aktifitas sistam komplemen. Akibatnya terjadi akumulasi neutrofil yang kemudian melepaskan lisozim dan menyebabkan kerusakan jaringan pada organ sasaran. Reaksi hipersensitif tipe IV terjadi akibat limfosit T yang ber kontak kembali dengan antigen yang sama kemudian dilepaskan sehingga terjadi reaksi radang.

E.     Terapi

Kortikosteroid
·         Bila keadaan umum pasien baik hanya diberikan prednisone 30-40 mg/hari.
·         Bila pasien dengan keadaan berat harus segara di berikan deksametason 6x5 mg intravena, setelah masa kritis teratasi dosis dikurangi 5 mg per hari.
Antibiotik
·         Untuk mencegah terjadinya infeksi diberikan gentamisin dengan dosis 2 x 80 mg per hari

Tidak ada komentar:

Posting Komentar